Routing merupakan sebuah mekanisme pengiriman paket data yang ditransmisikan
dari satu network ke network yang lain. Pada sebuah router, biasanya mempunyai
sebuah tabel routing atau lebih yang menyimpan informasi jalur routing yang akan
digunakan ketika ada pengiriman data yang melewati router. Pada kasus tertentu
untuk menuju ke suatu tujuan, router tidak hanya memiliki
satu gateway, misalnya karena router harus menghubungkan banyak jaringan yang
memiliki segmen yang berbeda. Contoh sederhana bisa kita lihat di topologi berikut
:
Lalu bagaimana router menentukan pemilihan jalur routing nya?. Gateway mana yang
akan digunakan Router 1 untuk menuju ke Server? Ketika ada lebih dari satu rule
routing, router memiliki mekanisme perhitungan jalur routing yang akan digunakan
router untuk transmisi data. Pemilihan jalur Routing didasarkan pada beberapa
parameter yaitu dst-address dan distance pada tiap rule routing.
- Pertama, router akan memilih rule routing dengan dst-address yang paling spesifik.
- Kemudian Router akan melihat nilai pada parameter Distance di tiap rule routing, semakin kecil Distance, maka rule itu akan digunakan.
- Jika terdapat beberapa rule routing dengan dst-address sama spesifik dan distance sama, maka Router akan memilih dengan Random (round robin).
Bagaimana urutan prioritas jalur yg akan digunakan Router 1?. Kita akan coba
bahas berdasarkan mekanisme pemilihan jalur routing oleh router. Perlu diingat,
trafik yang akan ditransmisikan adalah trafik dari Router 1 menuju ke Server
dengan IP Address 192.168.30.3. Coba perhatikan pada rule routing tadi, Untuk
tujuan IP 192.168.30.3 dst-address=192.168.30.0/29 lebih
spesifik dibanding dst-address=192.168.30.0/24, sehingga rule B akan digunakan
sebagai prioritas pertama. Lalu rule mana yang akan dijadikan prioritas 2 dan
3?. Perhatikan rule A dan C. Keduanya memiliki dst-address yg sama - sama /24,
akan tetapi nilai distance kedua rule tersebut berbeda. Antara rule routing A
dan C, router akan memilih A, karena nilai parameter distance pada rule A lebih
kecil dibanding rule C.
Bisa disimpulkan bahwa dari pembahasan tadi akan didapat jawaban seperti berikut :
By default nilai distance ditentukan sesuai jenis routing yang diterapkan, misalnya
untuk Static Route=1, OSPF=110, RIP=120, dsb. Akan tetapi nilai parameter distance
tersebut bisa juga diubah, untuk membuat
sebuah mekanisme failover sederhana. Contoh impelementasi failover sederhana adalah
ketika ada 2 rule routing dengan distance yang berbeda, perhatikan rule routing
berikut :
No comments:
Post a Comment