Salah satu kendala sebuah jaringan wireless biasanya range cakupan signal wireless.
Untuk mengatasi kendala ini, administrator jaringan umumnya menggunakan lebih
dari satu access point. Langkah tersebut memang menjadi solusi yang tepat, namun
muncul pertanyaan baru bagaimana jika jaringan wireless tersebut harus menyediakan
sebuah service yang harus bisa digunakan oleh setiap client yang terkoneksi, dalam
artikel ini kita contohkan service hotspot. Hotspot merupakan salah satu fitur
Mikrotik yang melakukan authentifikasi sebelum user dapat mengakses resource jaringan.
Pada artikel ini tidak membahas cara konfigurasi hotspot, akan tetapi lebih ke
konsep implementasi di lapangan dan dengan cara yang biasa diterapkan untuk coverage
area wireless yang cukup luas. Di jaman modern ini hotspot sering kita jumpai
di area publik, seperti mall, cafe, atau hotel. Di area publik seperti ini biasanya Hotspot diterapkan dengan media wireless.
Akan tetapi di Mikrotik, hotspot system sebenarnya bisa berjalan baik pada interface
ethernet
untuk jaringan kabel kabel ataupun wireless.
Pada implementasi area publik, tentu dibutuhkan jangkauan Wireless yang cukup
untuk mencakup keseluruhan area. Solusinya adalah dengan menggunakan lebih dari
satu akses point untuk menjangkau area yang cukup luas. Selain luas area yang
harus di cover, jumlah client yang banyak juga menjadi pertimbangan sehingga harus
menggunakan lebih dari satu akses point.
Dengan banyaknya Access Point yang digunakan tentu
diperlukan sebuah konsep agar
service Hotspot bisa diterima oleh semua client. Perlu diingat bahwa
jaringan
hotspot bersifat brigde network, artinya antar Server dan Client harus
berada
dalam segment IP address yg sama. Cara paling mudah agar semua client
mendapat
service hotspot adalah dengan melakukan setting Hotspot server pada
masing - masing Access Point. Jadi masing- masing Access Point ini
menjalankan
service Hotspot sendiri sendiri. Client yang ingin mengakses resource
jaringan
tinggal terkoneksi ke Access Point tersebut. Akan tetapi dengan konsep
seperti
itu,
akan menimbulkan persoalan baru, jika client tersebut berpindah lokasi
dan terkoneksi ke Access Point yang berbeda dengan sebelumnya, client
harus melakukan
login hotspot lagi. Hal ini
dikarenakan client sudah berada di area hotspot server yang berbeda.
Bagaimana jika kita akan ingin agar ketika client berpindah koneksi dari Access
Point satu ke Access Point lain, client tersebut tidak perlu login hotspot lagi.
Solusinya adalah dengan men-sentralisasi hotspot server, artinya hanya ada satu
hotspot server dalam jaringan. Contoh topologi :
Dengan topologi diatas, setting yang harus dilakukan
cukup sederhana. Pertama,
kita harus set hotspot server terlebih dahulu pada router gateway.
Contoh di sini
menggunakan RB450G. Setelah hotspot server berjalan, hubungkan RB450G
dengan wireless
access point pada interface yang menjalankan service hotspot di RB450G.
Jika access
point cukup banyak, kita bisa bisa gunakan SWITCH seperti pada gambar
topologi. Selanjutnya, setting wireless AP untuk distribusi ke arah
client.
Dalam melakukan setting dan pemasangan wireless kita tidak boleh kemudian meninggalkan
kaidah pemasangan wireless. Jarak antara access point satu dengan yang lain jangan
terlalu dekat. Agar tidak interferensi, kita juga harus dibedakan penggunaan frekuensi
pada masing - masing access point. Frekuensi bisa kita setting berbeda, akan tetapi
SSID-nya kita samakan, agar client lebih mudah ketika terkoneksi dan berpindah-pindah
access point.
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah set bridging pada tiap perangkat
wireless access point tersebut. Ingat, hotspot server dan client harus berada
dalam segment IP address yang sama, sehingga kita perlu menerapkan bridging pada
perangkat Access point. Pada perangkat access point, lakukan bridging terhadap
interface wireless dan ethernet yang terhubung ke hotspot server.
Dengan begitu, client access point tetap bisa mendapat service hotspot dari RB450G,
melalui Wireless Access Point. Pastikan semua access point terhubung ke Hotspot
server yang sama, sehingga ketika client berpindah koneksi wireless ke access
point
lain, client tersebut tidak harus login hotspot lagi. Selain itu dari manajemen
juga akan lebih mudah, karena kita hanya manajemen Hotspot pada satu perangkat
saja.
Repeater
Untuk kebutuhan cover area yang luas, terkadang satu access point tidak dapat
mengcover seluruh area sekaligus. Agar jangkauan wireless bisa dicover sesuai
perencanaan network kita, kita membutuhkan repeater. Fungsi repeater disini adalah
menerima signal dari access point, kemudian dipancarkan kembali ke client. Dengan
kebutuhan tersebut, kita bisa menggunakan perangkat Mikrotik dengan dua interface
wlan sebagai repeater. Cara settingnya cukup mudah, set interface wlan satu sebagai
station dengan mode "station bridge" agar bisa menerima signal dari access point.
Kemudian set interface wlan2 sebagai access point dengan mode "ap bridge".
Kemudian lakukan bridging antara wlan1 dan wlan2 dengan cara buat interface bridge,
lalu masukkan wlan1 dan wlan2 ke dalam port bridge yang sudah dibuat.
No comments:
Post a Comment